TARBIAH GURU SUFI
Seorang murid berbincang dengan seorang Guru Sufi :
" Guru, saya tidak mahu ikut pengajian ini lagi". " Apa alasannya?", tanya Sang Guru Sufi.
" Saya lihat di pengajian ini perempuannya suka bergosip, laki-lakinya munafik, pengurusnya cara hidupnya tidak benar, jama'ahnya sibuk dengan dunianya, dsb. "
" Baiklah. Tapi sebelum kau pergi, tolong lakukan sesuatu untukku. Ambil segelas penuh air dan berjalanlah mengelilingi dalam masjid ini tanpa menumpahkan setitis air sekalipun ke lantai. Setelah itu engkau boleh meninggalkan masjid ini seperti keinginanmu."
" Itu mudah sekali! "
Diapun melakukan apa yang dimintakan Sang Guru Sufi, sementara pengajian sedang berlangsung.
Setelah selesai, dia berkata kepada Sang Guru Sufi bahwa dia siap untuk pergi.
Setelah selesai, dia berkata kepada Sang Guru Sufi bahwa dia siap untuk pergi.
" Sebelum kau pergi, ada satu pertanyaan. Ketika kau tadi berjalan keliling dalam masjid, apa engkau mendengar orang bergosip, melihat orang munafik, melihat orang sibuk dengan dunianya? "
" Tidak."
" Engkau tahu mengapa?"
" Tidak."
" Kerana engkau fokus pada gelasmu, memastikan tidak tersandung dan tidak ada air yang tumpah."
" Tidak."
" Engkau tahu mengapa?"
" Tidak."
" Kerana engkau fokus pada gelasmu, memastikan tidak tersandung dan tidak ada air yang tumpah."
Begitupun dengan kehidupan kita. Ketika kita mengarahkan pandangan kita kepada Nur Allah yang kita imani, maka :
• Kita tidak akan punya waktu untuk melihat kesalahan orang lain
• Kita tidak akan punya waktu untuk menilai dan mengkritik orang lain.
• Kita tidak akan punya waktu untuk bergosip ria dengan orang lain
• Kita akan menolong orang lain dan fokus pada langkah kita menggapai Nur-Nya.
• Kita tidak akan punya waktu untuk menilai dan mengkritik orang lain.
• Kita tidak akan punya waktu untuk bergosip ria dengan orang lain
• Kita akan menolong orang lain dan fokus pada langkah kita menggapai Nur-Nya.
Direndahkan tidak mungkin jadi sampah, disanjung tidak mungkin jadi rembulan.
Maka jangan risaukan omongan orang, sebab setiap orang membacamu dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda.
Teruslah melangkah selama engkau di jalan yang benar, meski terkadang kebaikan tidak selalu dihargai.
Tidak usah sibuk menjelaskan tentang dirimu, sebab yang menyukaimu tidak perlu itu dan yang membencimu tidak percaya itu.
Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi tentang siapa yang mahu berbuat baik.
Jangan mengeluh, teruslah berdoa dan ikhtiar. Sibukkan diri dalam kebaikan hingga keburukan lelah mengikutimu.
No comments:
Post a Comment